Husein Mutahar
Bapak Paskibraka
Peristiwa itu terjadi beberapa hari menjelang peringatan Hari Ulang Tahun
Pak Mutahar memberikan ide agar pengibaran bendera pusaka sebaiknya dilakukan oleh para pemuda
Sekembalinya ibu
Tahun 1966, Pak Mutahar mendapat hadiah jabatan sebagai Direktur Jenderal Urusan Pemuda dan Pramuka di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Saat itulah, ia kembali ingat dengan gagasannya tahun 1946.
Dari sana Pak Mutahar dan Ditjen Udaka melakukan latihan dengan nama ” Latihan Pandu Ibu Indonesia Ber- Pancasila” yang sempat diujikan pada tahun 1966 dan 1967. kurikulum uji coba ”Pasukan Penggerak Bendera Pusaka” dimasukkan dalam latihan itu pada tahun 1967 dengan peserta dari pramuka penegak yang berasal dari beberapa Gudep di Jakarta.
Kekhasan latihan itu adalah konsep pelatihan dengan menggunakan metode ”Keluarga Bahagia” dan diterapkan secara nyata dalam konsep ” Desa Bahagia”. Di desa itu, para peserta latihan di ajak berperan serta dalam menghayati kehidupan sehari- hari yang menggambarkan penghayatan dan pengamalan Pancasila.
Tahun 1967, Husein Mutahar kembali dipanggil Presiden Soeharto untuk diminta pendapat dan menangani masa- masa pengibaran bendera pusaka. Ajakan itu, bagi Pak Mutahar, ibarat mendapat ”durian runtuh” karena ia bisa melanjutkan gagasannya membentuk pasukan pengibar bendera pusaka yang terdiri dari para pemuda.
Pak Mutahar lalu kembali menyusun ulang dan mengembangkan formasi pengibaran bendera pusaka. Formasi tersebut terdiri dari tiga kelompok yakni kelompok 17(Pengiring/ Pemandu), kelompok 8(Pembawa/ Inti), dan kelompok 45(Pengawal). Formasi tersebut merupakan simbol dari hari kemerdekaan RI (17-6-45).
Pak Mutahar berpikir keras dan mencoba mensimulasikan keberadaan pemuda utusan daerah dalam gagasannya. Ketika itu, belum mungkin dihadapkan pemuda- pemuda yang langsung berasal dari daerah. Pak Mutahar kemudian mendatangkan pemuda- pemuda daerah yang ada di Jakarta. Sedangkan formasi 45 diisi oleh Pasuka Pengawal Presiden (sekarang Paspampres) setelah usaha mendatangkan para taruna AKABRI mengalami kendala.
Tanggal 17 Agustus 1968 kemudian pasukan khusus terwujud dengan melibatkan pemuda daerah yang sesungguhnya. Pemuda- pemudatersebut adalah utusan dari daerah langsung.
Selama kurun waktu dari tahun 1967 hingga tahun 1972, bendera pusaka dikibarkan oleh para pemuda utusan daerah dengan sebutan ” Pasukan Penggerak Bendera”. Tahun 1973, Idik Sulaeman yang menjabat Kepala Pengembangan dan Latihan P&K dan membantu Pak Husein Mutahar dalam pembinaan latihan melontarkan gagasan baru tentang nama pasukan pengibar bendera pusaka.
Pak Mutahar yang tak lain adalah mantan Pembina penegak Idik Sulaeman di Gerakan Pramuka Setuju. Maka, kemudian meluncurlah nama antik berbentuk akronim yang agak sukar diucapkan bagi orang yang pertama kali menyebutkan: PASKIBRAKA: singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka.
sumber dari paskibrakan nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar